Wednesday, January 12, 2011

Tentang Sebuah Kepulangan

Another summer day
Has come and gone away
In Paris and Rome
But I wanna go home
Mmmmmmmm

May be surrounded by
A million people I
Still feel all alone
I just wanna go home
Oh, I miss you, you know

And I’ve been keeping all the letters that I wrote to you
Each one a line or two
“I’m fine baby, how are you?”
Well I would send them but I know that it’s just not enough
My words were cold and flat
And you deserve more than that

Another aeroplane
Another sunny place
I’m lucky, I know
But I wanna go home
Mmmm, I’ve got to go home

Let me go home
I’m just too far from where you are
I wanna come home

And I feel just like I’m living someone else’s life
It’s like I just stepped outside
When everything was going right
And I know just why you could not
Come along with me
'Cause this was not your dream
But you always believed in me

Another winter day has come
And gone away
In even Paris and Rome
And I wanna go home
Let me go home

And I’m surrounded by
A million people I
Still feel all alone
Oh, let me go home
Oh, I miss you, you know

Let me go home
I’ve had my run
Baby, I’m done
I gotta go home
Let me go home
It will all be all right
I’ll be home tonight
I’m coming back home


Lagu di atas adalah salah satu lagu yang saya hindari selama saya berada di Solo. Atau di manapun selama saya jauh dari keluarga, dan rumah.
Sebagai anak yang jarang main-main ke luar rumah sejak kelas 5 SD, saya tumbuh menjadi manusia yang sangat homey. Sangat cinta akan rumah. Karena itu, ketika waktunya hidup jauh dari rumah seperti sekarang, rasanya homesick sudah menjadi kerabat setia. Meski tidak sampai menghambat kegiatan saya di sini, tapi hasrat ingin pulang pastilah selalu menggantung dalam benak.
Pulang... Meski ya, Solo mungkin adalah kampung saya dan keluarga, di mana tempat Papa menghabiskan masa kecil sampai menikah, tempat Mama menghabiskan sebagian masa remajanya, tempat Yangkung menemukan tambatan hatinya yang kini kupanggil Yangti, tempat Yangti pula hidup di sebagian sisi usianya, tempat Om dan Tante menuntut ilmu, bergaul, dan menemukan 'the one'nya... Tapi saya tidak tumbuh di sini. Karenanya saya tidak bisa menyebut 'pulang' untuk perjalanan saya ke Solo, melainkan Tangerang.
Mungkin saya manja, padahal kurang dari satu bulan lagi saya sudah menginjak usia 18, tapi tidakkah boleh saya merasa rindu akan rumah? Rindu masakan Mama yang sangat memanjakan lidah? Rindu senda gurau yang terjalin dengan Rinta? Rindu nasihat dan kuliah santai malam hari dari Papa? Dan rindu jajan sesuka hati tanpa peduli budget? ;P

Ini resiko yang harusnya sudah siap saya tanggung sejak awal saya memutuskan kuliah jauh. Saya pikir saya siap, tapi ternyata tidak semudah itu juga. Hahaha... saya terlalu terbiasa dengan rumah, dengan Mama, dengan Papa, dengan Rinta.


I miss y'all sooooo very much


When I'm Lost at the desert
no one look for me... and i keep going on
Something wrong... there's something wrong
That i can't find my way back home

i'm so tired...i'm really tired
i'm still waiting... waiting for a ride
i closed my eyes i hope i can see
my old man smile and hold me tight

please somebody please
Take me Home...






Surakarta, 12 Januari 2011

Saturday, January 1, 2011

Eat (check), Pray (check), Love (?)

First of all I would like to say Happy New Year for those who celebrate it. Saya pribadi, sudah tidak se-excited tahun-tahun sebelumnya. Well, yeah, memang sudah lama tidak merasakan euforia macam waktu kecil dulu. Tapi tetap saja saya 'merayakan'nya dengan bersantai nonton film dan mengemil. Walaupun untuk urusan begadang kayaknya udah jadi habit almost every night.

Sehari sebelum tanggal 31, seseorang menceramahi saya tentang bagaimana malam tahun baru harusnya dirayakan. Merenung, introspeksi, membuat resolusi, berdoa, bla bla bla. Saya tahu. Banget. Tapi hal-hal semacam itu saya rasa gak bisa dilakukan dengan paksaan kan? Yah, emang sih beliau itu memang tidak memaksa. Tapi entahlah saya memang sedang tidak ingin saja. Karena itu butuh waktu dengan diri sendiri, butuh spasi untuk menyendiri. Sedangkan di kamar kost 2x3 meter minus 1x1 meter untuk kamar mandi, yang diisi dua orang ini tidak mungkin saya menyendiri demi meditasi penuh konsentrasi.

Oke, saya ngaku deh, saya malas.


In 2010, too many things happened. Saya mengakhiri studi di SMA, diterima di Universitas Sebelas Maret Surakarta, berpisah dengan para sahabat, merantau, jadi mahasiswa, jadi anak kost, dan semacamnya. Sangat berarti. So I'm thanking You, God, for the very unbeatable year named 2010.
It's 2011 now, and am gonna do the same: thanking you, Allah, for giving me a very special blessed life. Saya gak akan meminta yang neko-neko. You've given a lot. Hanya meminta tanda tanya di judul post ini berubah jadi "check", boleh? Hahaha... okay, kidding. I know You've prepared the best one for me somewhere. I'm not pushing You.

Life moves on, am gonna do better. Happy new year all. Keep light of hope and God's blessing in our heart.
Dua ribu sebelas, mari bergerak bebas!