Thursday, July 29, 2010

Hitam Selalu Ada Kala Putih Membahana

Bilang gue naif atau apa, tapi gue benar-benar baru tahu ada manusia yang tega menusuk teman sendiri dari belakang. Oke, gue tau orang seperti itu memang pasti ada. Tapi gue gak menyangka kalau orang seperti itu ada di sekeliling gue, di lingkungan gue. Anggaplah gue sok polos atau apa, tapi itu benar! Gue selalu menganggap diri gue ada di lingkungan 'baik-baik'. Dan gue pun selalu berpikir kalau jenis orang seperti itu hanya ada di dunia orang dewasa, di masyarakat luas sana. Gak di lingkungan gue, apalagi pelakunya orang seumuran gue. Mungkin benar gue naif, selalu menganggap semua orang yang gue kenal adalah orang baik, sehingga saat mengetahui hal ini gue beneran kaget dan gak nyangka. Shocked? Iya. BANGET. Lalu jadinya sedih. Sedih karena, well, gue jadi orang yang tertusuk itu. Tapi untungnya gue bukan orang yang begitu saja tinggal diam saat sesuatu yang tidak benar diatasnamakan dengan nama gue. Gue datangi pihak yang diadu-domba dengan gue itu, lalu meluruskan apapun yang dikatakan teman gue, plus minta maaf. Kadang walau gue gak salah, gue harus minta maaf atas ketidaknyamanan yang orang lain rasakan terhadap sebuah situasi. Entah kenapa gue merasa bertanggung jawab.

Ketidak-habis-pikiran gue terhadap orang-orang yang menusuk orang lain dari belakang itu juga sama dengan ketidak-habis-pikiran gue terhadap orang-orang yang tidak secara jantan mengakui kesalahannya. Well, okelah gue dulu juga gitu. Tapi gue sadar, itu salah dan sangat gak dewasa. Contohnya gini, beberapa temen laki-laki gue main-main di dalam kelas, lalu gak sengaja membuat berantakan. Waktu penghuni kelas yang lain marah, mereka itu malah saling tuduh, saling menyalahkan. Sebentar, sebentar... sebenarnya ke mana sih kedewasaan diri mereka yang sudah mengaku 17 tahun atau lebih itu? Apalagi mereka laki-laki!
Yeah, mungkin gue ini pengeluh atau apa. Tapi gue masih gak habis pikir aja, ke mana moral mereka? Pantes aja petinggi-petinggi negara itu selalu bisa lolos dari kasus hukum walau sudah jelas-jelas salah. Mereka sudah terbiasa berkelit! Menghalalkan segala cara hanya demi tidak dicap bersalah. Bener-bener gak ksatria! Semoga temen-temen gue itu cepet sadar, atau gue gak akan mendoakan mereka jadi petinggi negeri ini.